BANDUNG (KANDIDAT) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Hadi Sugeng meminta bantuan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk menyosialisasikan berbagai masalah yang dihadapi industri kelapa sawit.
“Karena industri sawit 41 persen lahannya dimiliki para petani Indonesia,” ujar Hadi Sugeng dalam acara Gala Dinner Kongres PWI XXV, di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, 24 September 2023.
Menurut Hadi Sugeng, Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia. “Yang melibatkan 17 juta pekerja di seluruh Indonesia,” ujarnya Minggu malam.
Oleh karena, lanjutnya, semua pihak di Indonesia wajib membelanya.
Ketua Umum PWI Atal S Depari menyatakan bahwa pihaknya siap kembali bekerja sama dengan Gapki.
“PWI dan Gapki sudah bertahun-tahun bekerjasama dengan baik,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Atal, pihaknya siap melanjutkan kerjasama sosialisasi tersebut di masa depan.
Hadi menambahkan bahwa saat ini industri sawit menyumbang sekitar 600 triliun devisa per tahun dari hasil ekspor CPO, bagian dari produk sawit.
“Dengan jumlah produksi sekitar 52 juta ton sawit per tahun,” ujarnya.
Sayangnya, lanjut Hadi, banyak tantangan yang harus dihadapi industri sawit dalam negeri. Salah satunya terlalu banyak instansi (K/L) yang terlibat dalam industri kelapa sawit.
“Saat ini ada 31 lembaga, yang membuat kami lambat membuat keputusan, ” tuturnya.
Yang berikutnya adalah soal produksi dan produktivitas tanaman yang relatif stagnan dan cenderung turun. “Juga kebijakan yang selalu berubah dalam waktu singkat. Contohnya kasus minyak goreng,” kata Hadi melanjutkan.
Dua lainnya adalah masalah perkebunan sawit yang teridentifikasi masuk kawasan hutan, serta tuntutan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat 20%.
“Besar harapan kami agar PWI bisa membantu kami mensosialisasikan masalah-masalah kami, sehingga kami bisa menemukan solusi yang akan membantu industri sawit dan petani Indonesia,” ujarnya.(red)