banner 400x130

Akademisi Sorot Arogansi Arinal Djunaidi

banner 120x600

BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT)-Gaya komunikasi petahana Arinal Djunaidi saat menjabat Gubernur Lampung dinilai buruk dan cenderung intimidatif.

Pengamat Kebijakan publik Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan berpendapat dengan adanya sejumlah persoalan yang mengemuka dengan media menjadi bukti jika Arinal hanya ramah saat mengemis suara di kampanye pencalonan 2018 lalu.

Dedy Hermawan mengatakan, bahwa gaya komunikasi mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi harus diperbaiki sebagai pelayan Rakyat.

“Kalo masih ingin jadi pejabat publik harus perbaiki gaya komunikasi publik nya. Karena pejabat publik itu pelayan rakyat sebagai pemilik kedaulatan, maka komunikasi pejabat publik, termasuk gubernur, harus ramah, sopan dan mengandung empati yang dalam kepada rakyat,” kata Dedi kepada media ini. Minggu (08/09).

 

Untuk itu, kata dia, sebagai petugas Rakyat seharusnya pejabat melayani rakyatnya, bukan menunjukkan ke arogansian.

 

“Singkirkan arogansi pejabat publik, ingat bahwa statusnya hanya petugas rakyat, tak ada yang bisa disombongkan, rakyat yang sesungguhnya boleh arogan,” urainya

 

Selain itu, sambung dia, melihat Saat masa kampanye banyak para kandidat atau calon kepala Daerah termasuk Arinal meminta – minta dukungan atau suara untuk memilihnya selayaknya pengemis.

 

“Apalagi di saat pilkada seperti ini para calon gubernur itu seperti orang miskin jadi peminta-minta suara. Ingat kelak jika terpilih, sebagai pengemis suara jangan ada arogansi,” ucapnya

 

Bahkan, pengalaman selama ia menjabat sebagai Gubernur harus diperbaiki gaya komunikasinya agar tidak menjadi blunder dikemudian hari.

 

“Sebaiknya belajar dari pengalaman dan dalam konteks demokrasi, masyarakat dan stakeholder civil society itu sebagai kekuatan oposisi yang bertugas mengontrol kekuasaan agar tidak menyimpang pada korupsi dan kesewenang-wenangan,” ungkapnya

 

Sehingga, ia menilai, Saat ini Rekam jejak Arinal tentu menjadi memory Rakyat apakah layak dipilih kembali atau tidak, karena akibat ulahnya sendiri tentunya berpengaruh pada elektabilitas dia sebagai mantan orang no I di Lampung untuk maju kembali.

 

“Semua rekam jejak yang buruk para calon gubernur akan dicermati dan menjadi pertimbangan pemilih, jadi bisa jadi berdampak pada elektabilitas nya,” tandasnya

 

Rekam Jejak Arinal

Mengutip tribunlampung.co.id, Jejak digital Gubernur Lampung Arinal Djunaidi viral di media sosial setelah namanya disorot, buntut kritikan Tiktokers Bima Yudho terhadap provinsi Lampung.

Arinal disebut-sebut mengintimidasi orangtua Bima Yudho setelah kritikan soal Lampung viral.

Pasca kabar tersebut, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi kian dicecar hingga terkuak rekam jejak digitalnya yang mengaku sebagai mantan preman.

Hal itu disampaikannya saat menghardik wartawan ketika Rapat Koordinasi (Rakor) Pilkada serentak 2020 di ruang rapat utama, Rabu (24/6/2020) lalu.

Dalam rapat tersebut dihadiri Pemimpin Redaksi media cetak, TV dan online tersebut berlangsung tegang saat Arinal membentak wartawan MNC TV, Andreas ketika mengambil gambar.

“Hei kamu jangan dulu merekam saya ini lagi pusing, bisa enggak. Saya ini juga preman. Dahulu nya mantan preman,” kata Arinal dengan nada keras.

Tak hanya itu, sikap arogan Arinal Djunaidi juga dikuliti oleh akun influencer Rudi Valinka melalui akun media sosial Twiiter dan Instagramnya.

 

“Memang beliau bertangan besi dan berhati baja ringan. Pantes pada takut semua,” ujar Rudi Valinka.

Warganet pun kembali diingatkan dengan kejadian Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang suka main tangan dengan beberapa jurnalis.

Arinal Djunaidi saat masih menjabat sebagai sekretaris daerah Provinsi Lampung tahun 2016 pernah mengintimidasi wartawan tribun lampung, Noval andriansyah.

Noval adalah salah satu wartawan yang diintimidasi Arinal saat mewawancarai Arinal mengenai kasus penganiayaan yang dilakukan Arinal terhadap karyawan Bandara Radin Inten II.

Kasus itu sempat dilaporkan ke Polsek Natar oleh korban, seorang petugas groundhandling PT. Gapura Angkasa bernama Istahul Umam.

Namun perseteruan Arinal dengan wartawan Tribun, Noval berakhir damai setelah dimediasi dengan pertemuan kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Rabu (20/4/2016).

Lebih jauh Rudi Valinka menjelaskan, atas kejadian itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menangis meminta maaf kepada wartawan tersebut.

“Ternyata tahun 2016 Gubernur Lampung ini pernah MENANGIS meminta maaf kepada wartawan saat dia masih menjadi Sekda.

7 tahun kemudian nampaknya pak Gubernur mau mencoba reuni nangis2an lagi kah?

Semoga nangisnya tdk dengan rompi orange.. ingat pak semua mata skr ke Lampung” tulis Rudi Valinka, pada 17 April 2023.

Tak berhenti sampai disitu, aksi main kasar oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi kembali terulang pada 3 Maret 2020 lalu.

Arinal Djunaidi kembali mengintimidasi jurnalis RMOL Lampung, Tuti Nurkhomariyah di Kantor Gubernur Lampung.

“Kalau kamu itu, mulai hari ini kamu akan saya pelajari… sudahlah kamu beritakan yang baik-baik saja.” Ditambah lagi, “Apalagi sudah pakai kerudung, sami’na wa atho’na. Jangan sampai nanti innalillahi wainna ilaihi rojiun.”

Pada 2019, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi sempat bermasalah dengan jurnalis Kupas Tuntas saat ditanya soal nasib honorer Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat.

Gaya preman Gubernur Lampung Arinal Djunaidi juga pernah dialami oleh jurnalis TV One Ketika melakukan liputan secara langsung warga yang ngungsi ke kantor gubernur tragedi tsunami.

Pada 24 Agustus 2021 Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menantang Mendikbud Ristek Nadiem Makarim melalui video.

Saat itu wartawan meminta pendapat Arinal Djunaidi mengenai larangan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim soal pembelajaran tatap muka di beberapa kabupaten di Lampung.

“Sampaikan salam saya ke Nadiem. Kalau kamu berani, saya tantang dia,” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dilansir dari akun Tiktok @Viralofficial.

Kini, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi seolah tak kapok dengan perbuatannya.

Diketahui, Arinal Djunaidi dikabarkan terlibat dalam komunikasi dengan orangtua Bima Yudho usai pemuda itu mengkritik pembangunan di Lampung yang ‘gak maju-maju’.

Belakangan terungkap, dalam sambungan telepon itu, Arinal Djunaidi diduga marah kepada orangtua Bima Yudho.

Bahkan, Arinal Djunaidi juga dikabarkan diduga melontarkan kata-kata makian kepada orangtua Bima Yudho yang menyebut tidak becus dalam mendidik anak.

Saat dikonfirmasi Arinal Sempat diam beberapa detik, Arinal lalu meminta wartawan langsung bertanya kepada keluarga Bima.

“Ya tanya aja sama orangtuanya Bima,” ujar Arinal.

Arinal terekam sempat bereaksi ketus ketika diminta wartawan untuk melakukan klarifikasi.

Arinal bahkan berani bersumpah dan menantang kabar beredar itu untuk dibuktikan.

“Demi Tuhan, saya tidak melakukan itu (intimidasi orangtua Bima),” ujar Arinal.

Dikutip dari Kompas TV, Arinal pun meminta bukti bahwa dirinya mengintimidasi orangtua Bima.

“Yang ngomong siapa? Harus ada bukti dong?” ujar Arinal.

Menurut Arinal, berita tentang dirinya yang intimidasi keluarga Bima hanyalah asumsi belaka.

“Itu hanya asumsi, arinal haqqa haqqan warzuqnat tibaa’ahu. Wa arinal baathila baathilan warzuqnaj tina bahu, jadi cara menyampaikannya itu, udahlah saya ga mau komentar itu,” kata Arinal Djunaidi.(Gung)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *