Puncak Acara Festival Krakatau Sepi Pengunjung dan Wisatawan, Beberapa Kritikan Dilontarkan

banner 120x600

BANDARLAMPUNG (KANDIDAT) – Puncak acara Festival Krakatau (K-fest) tahun 2023 yang diadakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparkref) yang diselenggarakan di PKOR Way halim, Bandarlampung banyak mendapat kritikan dari masyarakat.

Beny, salah satu masyarakat Bandarlampung, mengatakan, bahwa acara K-Fest yang digelar pada hari ini terkesan seperti Festival Budaya, tidak ada kesan yang menunjukkan adanya bentuk atau mengenai cerita terkait Anak Gunung Krakatau.

“Terlihat seperti acara Festival Budaya saja sih. Saya belum melihat kalau ini acara Festival Krakatau,”ujar Beny.

Beny juga menyampaikan dan berharap untuk kedepanya, Pemerintah terkait dalam membentuk suatu acara apapun itu seusai dengan judul sember serta konteksnya.

“Berharap saja untuk kedepanya. Pemerintah maupun Dinas terkait lebih merancang acara sesuai dengan apa judul besarnya. Namun tetap patut saya apresiasi apapun acara yang di gelar Pemerintah Provinsi Lampung dalam memajukan dan memperkenalkan budaya Lampung ini.

Kritikan juga datang dari akun instagram reel “kupas Lampung” Festival Krakatau terpantau sepi pengunjung. Beberapa nitizen menyoroti.

#dedyeka31

“Kemarin baca berita panitia targetnya puluhan ribu pengunjung”

#ajisupandiaji

“Yah sepi lah bukan di pusat kota acaranya, mangkanya Taman Gajah gk usah di rusak, kan bisa di ahli fungsikan buat acara festival krakatau,

#mr_cuek07 2 jam

ada apa sih rame2, rumah gua paling 200m dari situ malah pilih tidur

#budi_darmawan_bdl111980

“Masyarakat lampung sdh bosan dan males”

#wjksno 17

Lbh rame klo syila music perfom

Pantauan media ini dilokasi acara sepi Pengunjung dan tidak terlihat wisatawan maupun masyarakat lokal. Hingga malam ini pun tidak ada pengunjung.

Berbanding balik dengan prediksi pihak Kepala Dinas Pariwisata, Bobby Irawan yang mana dalam acara Karnaval Topeng (Tuping) yang di gelar dalam Festival Krakatau (k-fest) 2023 yang berpusat di PKOR Way Halim. Yakni 10 ribu hingga 20 ribu pengunjung dari siang hingga sampai malam hari.

Terlihat stand atau tempat berjualan beberapa pelaku UMKM yang memang berada di dalam Pekor tampak banyak yang tutup.

Sementara hal senada disampaikan, Adi, menurutnya, untung saja mas acara ini sedikit terlihat ramai karena diikut sertakan SKPD, Forkopimda dan kabupaten.

“Kalau enggak, iya sepi mas. Kalau saya sih menilainya Ini namanya bukan Festival mas. Tetapi lomba pakaian dan topeng, ” tutup dia dengan canda. (*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *