BANDAR LAMPUNG (KANDIDAT)-Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar dengan mendukung pasangan Mirza-Jihan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung belum sepenuhnya dijalankan oleh sejumlah kader beringin.
Pengkhianatan Ketua DPD Golkar Lampung, Arinal Djunaidi atas instruksi DPP yang tetap mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur akhirnya berimbas dengan ulah sejumlah kader yang masif mensosialisasikan pencalonan petahana yang berpasangan dengan Sekretaris DPD PDI Sutono.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) Chandrawansah berpendapat, seharusnya perilaku ketua Golkar Lampung tak layak dicontoh oleh kader lain, karena DPP Golkar telah mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Mirza-Jihan yang harus dipatuhi berdasarkan putusan tersebut.
“Dengan berlabuhnya Partai Golkar dalam mengusung Mirza-Jihan dan Arinal sendiri yang merupakan Ketua Golkar untuk saat ini sedang mencalonkan diri dan diusung oleh PDIP, setidaknya akan ada keputusan DPP Golkar. Akan tetapi menurutku elit DPD I dan DPD II yang kedekatan secara emosional dengan Arinal tentu akan mendukung secara diam-diam ke Arinal-Sutono,” kata Chandrawansah kepada media ini. Rabu (18/09).
Perihal ini, kata Chandrawansah, justru akan menimbulkan perpecahan antara kader Golkar Lampung pendukung Mirza-Jihan yang tegak lurus dengan perintah DPP dan kader Golkar yang ikut membelok dengan mendukung Arianl-sutono yang berdampak pada sanksi partai itu sendiri.
“Kalau dilihat dari etika berpolitik, memang seharusnya struktural partai mendukung keputusan partai dan tentu kader sendiri yang akan diusung. Akan tetapi partai banyak yang mengusung eksternal partai dia sendiri, ini yang membuat perpecahan dalam internal partai. Saya kira nanti yang ketahuan mendukung berbeda dengan yang diusung oleh partai akan diberikan sanksi kemungkinan oleh partai itu sendiri,” ucapnya.
Selain itu, sambung Chandrawansah, secara struktural Partai keputusan DPP Golkar itu sudah menjadi keputusan mutlak yang harus dijalankan oleh kader Golkar Lampung.
“Kedekatan kader dengan Arinal secara emosional yang akan secara diam-diam akan berbeda dengan keputusan partai. Tapi secara struktur dan berani tampil akan menjadi pembeda karena biasanya keputusan partai harus dijalankan oleh struktur,” tandasnya.(Gung)