HARIANKANDIDAT.CO.ID - Pembangunan Kota Baru di Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, yang awalnya direncanakan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Lampung sekaligus kawasan strategis Provinsi Lampung, kini kian memprihatinkan.
Proyek ini telah menelan dana sekitar Rp1,2 triliun dari APBD dan dukungan anggaran lain. Namun, kondisi di lapangan jauh dari harapan.
Deretan bangunan megah yang semula dibangun sebagai kantor pemerintahan, gedung pelayanan publik, hingga ruang pertemuan, kini justru terbengkalai, rusak, dan penuh coretan vandalisme.
Kota Baru Lampung pertama kali dicanangkan pada era Gubernur Sjachroedin ZP sekitar tahun 2010. Proyek ini dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan ruang pusat pemerintahan baru, mengingat Kota Bandar Lampung semakin padat dan tidak lagi memadai menampung aktivitas pemerintahan provinsi maupun kota.
Dengan lahan seluas lebih dari 1.000 hektare, Kota Baru sebagai kawasan modern, lengkap dengan kantor pemerintahan, perumahan, fasilitas pendidikan, kesehatan, hingga pusat bisnis. Namun, hingga lebih dari satu dekade berjalan, harapan itu tak kunjung terwujud.
Pantauan hariankandidat.co.id lapangan menunjukkan banyak gedung sudah mengalami kerusakan serius. Dinding retak, plafon runtuh, kaca pecah, hingga tiang bangunan yang dipenuhi lumut. Tak hanya itu, hampir seluruh bangunan kini dipenuhi grafiti.
Sayangnya, kawasan ini terlihat tanpa penjagaan yang memadai, sehingga semakin rawan dirusak dan dijarah.
(Yud)
