HARIANKANDIDAT.CO.ID - Inisiatif Lampung Sehat (ILS) baru-baru ini mengadakan pertemuan strategis lintas pemangku kepentingan untuk memantau dan mengevaluasi implementasi Program Public-Private Mix (PPM) dan Community-Based Monitoring Framework (CBMF) dalam rangka meningkatkan kualitas layanan Tuberkulosis (TBC) di Lampung. Acara yang berlangsung sukses pada 24 Desember 2024 di Hotel Golden Tulip ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk komunitas, fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Pertemuan ini dibuka oleh Direktur ILS, Sudiyanto, Sos, yang juga menjadi narasumber bersama dr. Yenni Hasrita Ekasari, M.Kes, Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dan dr. Josi Harnos, Mars, Ketua Kopi TB Lampung. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau hasil penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), mengumpulkan umpan balik dari pasien dan masyarakat, serta mengevaluasi implementasi Distric-Based Public-Private Mix (DPPM), termasuk advokasi, pelacakan pasien mangkir (iLTFU/LTFU), dan investigasi kontak kasus non-puskesmas.
Diskusi juga mencakup masalah yang telah teridentifikasi sebelumnya, seperti ketersediaan data kasus, dukungan notifikasi, pengelolaan pasien iLTFU/LTFU, serta distribusi logistik yang mendukung layanan Tbc. Selain itu, platform digital seperti LaporTBC.id dan CBMF juga dibahas sebagai alat untuk mengelola umpan balik dari pasien dan keluarga pasien.
Mekanisme CBMF memungkinkan keluhan dan umpan balik yang muncul untuk segera ditangani di tingkat layanan. Namun, untuk isu yang lebih kompleks yang memerlukan koordinasi lebih lanjut, pertemuan lintas pemangku kepentingan ini sangat penting. Semua masukan yang diperoleh dari diskusi ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan Tbc, memperkuat jaringan PPM, serta menciptakan sinergi yang lebih solid antara semua pihak terkait.
Pertemuan ini menjadi ajang untuk mempertemukan berbagai pihak dalam membahas solusi konkret untuk meningkatkan layanan TBC, baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun tingkat lanjut (FKRTL). Dengan koordinasi yang baik antara sektor publik, swasta, dan komunitas, diharapkan program penanggulangan TBC di Lampung bisa lebih optimal dan lebih menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ke depannya, diharapkan masyarakat bisa merasakan dampak positif dari peningkatan kualitas layanan kesehatan yang berkelanjutan. (hen)