Fam Trip Krakatau Festival 2025: Disparekraf Lampung Hidupkan Wisata Berbasis Masyarakat

Redaksi Harian Kandidat - Minggu, 07 Sep 2025 - 21:52 WIB
Fam Trip Krakatau Festival 2025: Disparekraf Lampung Hidupkan Wisata Berbasis Masyarakat
Pulau Sebesi & Gunung Anak Krakatau bukan sekadar destinasi, tapi perjalanan menyelami sejarah dan budaya Lampung. - Harian Kandidat
Advertisements

HARIANKANDIDAT.CO.ID - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi Lampung mengajak sejumlah awak media, influencer, mahasiswa, dan Duta Parekraf Lampung untuk mengikuti Familiarization Trip (Fam Trip) ke Pulau Sebesi dan Perairan Gunung Anak Krakatau pada Rabu, 3 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Krakatau Festival dan upaya menghidupkan kembali pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat.

Kepala Dinas Parekraf Lampung, Bobby Irawan terlebih dahulu melepas secara resmi rombongan Fam Trip ke Pulau Sebesi dan Perairan Gunung Anak Krakatau, di Kantor Dinas Parekraf Provinsi Lampung.

Dalam sambutannya Bobby menjelaskan Fam Trip ini merupakan bagian dari rangkaian Krakatau Festival sekaligus upaya nyata mengaktifkan kembali pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat.

"Saya ingin kegiatan ini diekspos. Jadi, teman-teman nanti silakan mengekspos arti ruta pisanan, kemudian juga membuat konten-konten yang menarik. Dengan begitu, harapannya semakin banyak orang yang tahu dan akan berkunjung ke Gunung Krakatau melalui paket tur Krakatau dengan menginap di Pulau Sebesi," jelasnya.

Rombongan kemudian berangkat menuju Dermaga Canti di Rajabasa, Lampung Selatan, untuk mulai berlayar dengan kapal berukuran sedang. Destinasi pertama adalah kawasan sekitar Pulau Sebuku Kecil dan Sebuku Besar, di mana peserta melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan terumbu karang dan berinteraksi dengan ikan hias, termasuk ikan nemo.

Perjalanan pun di lanjutkan menuju Pulau Sebesi, sebuah pulau yang di huni oleh beberapa penduduk yang mayoritas berasal dari Banten dan sebagian dari Lampung, salah satu warga selaku tokoh masyarakat setempat yaitu Hayyun (52) menjelaskan kepada rombongan Fam Trip di selah waktu santai tentang sejarah Pulai sebesi dan Gunung Krakatau.

"Pulau Sebesi berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Sawesi (Savvesi), di pulau ini terdapat 820 kepala keluarga dengan jumlah penduduk mencapai tiga ribu jiwa dan terdapat empat dusun yaitu Dusun Bangunan, Dusun Inpres, Dusun Segenom, dan Dusun Regahan Lada," kata Hayyun.

Ia juga mengungkapkan bahwa pasca meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883 saat itu, Pulau Sebesi puluhan tahun tidak berpenghuni akibat ketakutan atas ganasnya letusan Gunung Krakatu yang berulang.

"Kembalinya masyarakat Pulau Sebesi karena waktu itu pulau ini di beli oleh Hadji Djamaloedin dari Pangeran Minak Putra, dan membawa puluhan pekerja untuk menanam kelapa dan menjadikan pulau yang tak berpenguhi itu kembali ramai," jelasnya.

Setelah Raden Pengikhan Hadji Djamaloedin meninggal dunia pada tahun 1926, hak kepemilikan atas Pulau Sebesi beralih kepada anak laki-laki satu-satunya, Muhammad Saleh Ali.

"Saat ini, hak kepemilikan terhadap Pulau Sebesi telah beralih pada Hasanudin bin M. Saleh Ali dan saudara-saudaranya," tandasnya.

Keesokan harinya, Fam Trip berlanjut ke Pulau Umang-Umang. Rombongan diajak untuk menyaksikan dan merasakan langsung keasrian pulau yang masih sangat terjaga kelestariannya berkat upaya warga setempat. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan konten promosi yang menarik dan mendorong kunjungan wisatawan ke destinasi unggulan di selatan Lampung tersebut.

(EDI)

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi Harian Kandidat
Source: Harian Kandidat

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.