HARIANKANDIDAT.CO.ID - Peringatan Hari Buruh Nasional (May Day) pada 1 Mei 2025 dimanfaatkan oleh para petani di Lampung untuk menyuarakan keresahan mereka.
Dalam aksi damai yang digelar Serikat Petani Indonesia (SPI) di Tugu Adipura, Bandar Lampung, petani dan buruh tani menuntut perhatian serius dari pemerintah terkait nasib mereka yang semakin terpinggirkan.
Koordinator Lapangan aksi, Jammarizon, menegaskan bahwa Hari Buruh tidak hanya milik buruh pabrik atau pekerja formal, melainkan juga buruh tani yang selama ini bekerja keras tanpa mendapat perlindungan yang layak.
“Hari ini adalah hari kami juga. Kami, Petani dan buruh tani, adalah pekerja yang menghidupi bangsa ini lewat hasil pertanian. Tapi kenyataannya, kami yang paling sedikit diperhatikan,” ujar Jammarizon diwawancara dengan media ini.
Jammarizon menambahkan bahwa ketimpangan dalam distribusi bantuan alat pertanian menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi buruh tani.
"Jika semua sudah digantikan mesin, buruh tanam, buruh panen, dan pekerja harian lainnya akan kehilangan pekerjaan. Kami hanya minta bantuan jangan mematikan hidup kami," ungkapnya.
Senada dengan itu, Andi Saputra, perwakilan Petani yang mengikuti aksi menyatakan bahwa bantuan alat pertanian selama ini lebih menguntungkan pihak yang memiliki modal besar, sementara buruh tani semakin kesulitan bertahan hidup. “Kami tunggu perhatian nyata dari pemerintah.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa masih ada jutaan Petani dan buruh tani yang hidupnya jauh dari sejahtera.
Mereka berharap pemerintah memberikan perhatian lebih besar untuk sektor pertanian dan memastikan kesejahteraan para buruh tani yang telah berperan penting dalam ketahanan pangan bangsa.
Aksi damai ini menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang selama ini dialami oleh para Petani.
Masyarakat berharap tuntutan ini tidak hanya berhenti pada aksi melainkan diikuti dengan langkah nyata dari pemerintah dalam memperbaiki nasib buruh tani.