Aparatur Pekon Way Ngison Serentak Mundur

Redaksi - Minggu, 29 Jun 2025 - 22:46 WIB
Aparatur Pekon Way Ngison Serentak Mundur
7 Aparatur Pekon Way Ngison Serentak Mundur! - Harian Kandidat
Advertisements

HARIANKANDIDAT,CO,ID - Suasana pemerintahan Pekon Way Ngison, Kecamatan Batu Ketulis, Lampung Barat mendadak memanas setelah tujuh aparatur pekon secara serentak menyatakan mundur dari jabatannya, pada Kamis (27/6/2025).

Langkah mengejutkan ini sontak menimbulkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Ada apa sebenarnya yang terjadi?

Dalam keterangannya, Pejabat (Pj) Peratin Way Ngison, Sahril, justru mengaku kaget saat mengetahui pengunduran diri massal ini. Ia berdalih baru mengetahui kabar tersebut dari Sekcam melalui sambungan telepon saat sedang berada di luar.

"Sebenernya saya juga kaget, karena sedang di luar. Tiba-tiba Sekcam menelpon dan memberitahukan bahwa para Aparatur pekon mengirimkan surat pengunduran diri," kata Sahril saat dikonfirmasi pada Sabtu (28/6/2025).

Sahril yang juga menjabat sebagai Kasi Pemerintahan Kecamatan Batu Ketulis menambahkan bahwa dirinya belum mengetahui alasan pasti dari langkah mundur para bawahannya. Ia berencana menggelar musyawarah bersama pada Senin mendatang untuk mengetahui duduk persoalannya.

"Senin nanti kita akan musyawarah untuk mendengar langsung apa masalahnya dan keinginan mereka seperti apa," ujar Sahril, seolah-olah baru ingin memahami apa yang terjadi, padahal dirinya sudah menjabat sebagai Pj Peratin selama hampir dua tahun.

Tujuh Aparatur pekon yang mengundurkan diri antara lain Ketua LHP (Lembaga Himpun Pemekonan), Wakil Ketua LHP, Anggota LHP, Operator Pekon, Kasi Pemerintahan, serta dua Kepala Pemangku. Jumlah ini bukan sedikit dan mencerminkan adanya persoalan yang tidak bisa dianggap remeh.

Meski demikian, Sahril berusaha meredam isu yang berkembang dengan menyebut bahwa selama ini tidak ada konflik besar antara dirinya dan para Aparatur pekon.

"Saya rasa selama saya menjabat, tidak ada permasalahan berarti. Kalau perbedaan pendapat itu wajar, saya pimpinan mereka. Tapi kalau memang ada hal yang tidak berkenan, saya siap legowo dan menyelesaikannya," tegasnya.

Namun pernyataan tersebut justru mempertegas adanya jarak antara Pj Peratin dengan para bawahannya. Bagaimana mungkin selama hampir dua tahun menjabat, seorang pimpinan tidak menangkap sinyal adanya masalah yang berujung pada pengunduran diri massal?

Sahril bahkan menyatakan dengan tegas kesiapannya untuk mundur dari jabatan jika memang masyarakat atau Aparatur tidak lagi menginginkan dirinya memimpin.

"Kalau memang mereka tidak mau saya menjabat sebagai Pj Peratin, saya siap mundur! Untuk apa saya memimpin kalau mereka tidak senang dengan gaya kepemimpinan saya," tegas Sahril.

Sahril menekankan bahwa dirinya tidak ingin menjadi pemicu kerusakan sistem pemerintahan, terlebih karena statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang langsung bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah (Sekda).

"Saya tidak mau menyacatkan nama baik Pemerintah Daerah, apalagi nama Pak Sekda selaku pimpinan saya di ASN. Dalam waktu dekat, saya juga akan menghadap Pak Sekda untuk meminta petunjuk langsung dari beliau," ujarnya.

Terpisah, salah satu Aparatur pekon menyatakan bahwa dirinya memilih mundur karena merasa sudah tidak sejalan lagi dengan arah kebijakan dan dinamika internal di pemerintahan pekon.

“Alasan saya secara pribadi, ya intinya karena memang sudah gak sejalan lagi,” ujarnya singkat namun penuh makna.

Saat ditanya soal alasan rekan-rekan lainnya yang juga turut mengundurkan diri, ia enggan menjawab lebih jauh.

“Kalau yang lain-lain cari tahu sama yang lain, kalau alasan saya pribadi hanya itu,” tegasnya.

Pernyataan ini semakin mempertegas bahwa ada persoalan serius yang terjadi di tubuh Pemerintahan Pekon Way Ngison.

Langkah mundur tujuh Aparatur sekaligus dalam satu waktu bukanlah perkara sepele. Ini menandakan adanya krisis kepemimpinan atau ketidakharmonisan yang telah memuncak.

Pernyataan Sahril yang seolah tak tahu-menahu atas gejolak di internal pekon patut dipertanyakan, atau jangan-jangan ini bentuk pengelakan tanggung jawab?

Tapi satu hal pasti, pengunduran diri massal ini tidak terjadi begitu saja. Ada yang salah dalam tata kelola Pekon Way Ngison  dan masyarakat berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.

(Vrg)

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi
Source: Harian Kandidat

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.