HARIANKANDIDAT.CO.ID - Pengamat kebijakan hukum, sosial, dan publik, Benny N.A. Puspanegara menilai peristiwa pembakaran rumah Kepala Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nyunyai, Lampung Tengah, seharusnya bisa dicegah jika fungsi intelijen dan kewilayahan berjalan optimal.
Menurut Benny, lemahnya fungsi intel dan kurang responsifnya pihak keamanan di wilayah tersebut menjadi penyebab utama terjadinya insiden yang memanas itu.
"Kapolres harus segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja bawahannya, termasuk dengan mencopot Kapolsek Terusan Nyunyai, Iptu Daniel Hamidi," tegas Benny dalam keterangannya, Minggu (18/5/2025).
Ia menjelaskan, peristiwa pembakaran bukanlah awal dari konflik. Warga sebelumnya sudah menggelar aksi demonstrasi terkait dana bantuan sosial (bansos). Menurutnya, saat itu seharusnya pihak Polsek dan Kecamatan segera turun tangan melakukan mediasi.
“Jangan biarkan masyarakat menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Kalau memang masyarakat tidak mau mediasi, arahkan mereka untuk membuat laporan resmi ke penegak hukum dengan bukti yang kuat,” ujarnya.
Benny juga meminta Kapolda Lampung untuk memperkuat fungsi intelijen di seluruh wilayah serta mengevaluasi kinerja para Bhabinkamtibmas.
“Selama ini yang terlihat, sebagian Bhabinkamtibmas hanya datang, foto-foto, lalu pergi. Tentu tidak semuanya seperti itu, tapi fungsi mereka harus benar-benar diperkuat,” ungkapnya.
Ia menegaskan, jika fungsi intel berjalan baik, maka bukan hanya peristiwa pembakaran ini, tapi juga insiden penembakan di arena judi sabung ayam di Way Kanan beberapa waktu lalu bisa dicegah.
Benny menutup pernyataannya dengan mengutip Komjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si., Kabaharkam Polri:
"Baik jika Polisi bisa menumpas kejahatan, tapi jauh lebih baik jika Polisi bisa mencegah timbulnya suatu kejahatan."
“Itulah program yang dicanangkan Pak Fadil, dan semestinya diimplementasikan dengan serius,” pungkas Benny.
Diberitakan sebelumnya, Rumah Kepala Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, dibakar warga usai insiden penusukan yang menewaskan seorang pria bernama Surya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu pagi (17/5/2025) dan diduga dipicu oleh konflik terkait penyaluran bantuan sosial (bansos).
Kapolsek Terusan Nunyai, Iptu Daniel Hamidi, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan, insiden bermula dari pertengkaran yang terjadi di Pasar Bandar Agung sekitar pukul 09.00 WIB antara korban Surya dan pelaku Agus Sadewo yang disebut masih memiliki hubungan keluarga dengan Kepala Kampung Gunung Agung.
“Telah terjadi penusukan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Pelaku diketahui masih kerabat dari Kepala Kampung,” ujar Iptu Daniel saat dikonfirmasi.
Konflik keduanya diduga dipicu oleh dugaan penyelewengan bansos pangan berupa beras yang tengah diselidiki pihak Polres Lampung Tengah.
Pertemuan tak sengaja di pasar memicu adu mulut antara korban dan pelaku hingga berujung pada aksi kekerasan dengan senjata tajam.
Tak lama setelah korban dinyatakan meninggal, situasi memanas. Sekitar pukul 10.00 WIB, sekelompok warga yang tak terima atas kejadian tersebut melampiaskan kemarahan dengan membakar rumah sang Kepala Kampung yang berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah timur.
Pihak kepolisian telah melakukan pengamanan di lokasi kejadian guna mencegah eskalasi situasi. Penyelidikan atas kasus penusukan dan aksi pembakaran terus berjalan.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tidak bertindak anarkis dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat yang berwenang.
Untuk diketahui sebelumnya, rumah seorang lurah di Kabupaten Lampung Tengah dibakar warga setelah terjadi kerusuhan pada Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Peristiwa ini terjadi di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, yang berada di jalur Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah timur. (Vrg)