Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Lampung Gelar Apel Bela Pesantren dan Kiyai, Serukan Boikot Trans7

Redaksi - Minggu, 19 Okt 2025 - 20:45 WIB
Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Lampung Gelar Apel Bela Pesantren dan Kiyai, Serukan Boikot Trans7
Ratusan pendekar dan santri gelar Apel Bela Pesantren dan Kiyai sebagai bentuk protes terhadap tayangan Trans7 yang dinilai melecehkan simbol pesantren. - Dokumen
Advertisements

HARIANKANDIDAT.CO.ID – Sebagai bentuk sikap tegas terhadap tayangan di stasiun televisi Trans7 yang dinilai melecehkan simbol-simbol pesantren dan merendahkan martabat kiyai, Pimpinan Wilayah (PW) Pagar Nusa Provinsi Lampung menggelar Apel Bela Pesantren dan Kiyai. Apel digelar di halaman Pondok Pesantren Madarijul Ulum, pada Sabtu (19/10/2025).

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ketua PW Pagar Nusa Lampung, Yana Supriyana, S.H., ini diikuti oleh ratusan pendekar Pagar Nusa, santri, tokoh pesantren, serta masyarakat umum. Apel ini menjadi wujud solidaritas dan pembelaan terhadap institusi pesantren dan para ulama.

Dalam amanatnya, Yana Supriyana menegaskan bahwa Pagar Nusa tidak akan tinggal diam ketika pesantren dan Kiyai dilecehkan. Ia menekankan posisi sentral pesantren sebagai benteng moral bangsa dan kiyai sebagai pelita umat.

“Pesantren adalah benteng moral bangsa, dan para kiyai adalah pelita umat. Saat simbol-simbol ini dihina, maka kami Pagar Nusa berdiri paling depan untuk membela. Boikot Trans7 adalah bentuk perlawanan kami terhadap pelecehan terhadap kehormatan ulama,” tegas Yana dalam pidatonya.

Pada kesempatan tersebut, dibacakan pula Pernyataan Sikap Resmi PW Pagar Nusa Lampung yang berisi empat poin utama:

1. Mengecam keras tayangan Trans7 yang dianggap melecehkan pesantren dan kiyai.
2. Menyerukan boikot terhadap seluruh program Trans7 hingga ada itikad baik dan perbaikan etika penyiaran dari stasiun televisi tersebut.
3. Menginstruksikan seluruh kader Pagar Nusa di Lampung untuk menjaga marwah pesantren dan kiyai dari segala bentuk penghinaan.
4. Mengajak seluruh masyarakat, khususnya warga Nahdliyin, untuk bersatu dalam menjaga kehormatan pesantren sebagai pusat peradaban Islam Nusantara.

Apel ditutup dengan pembacaan ikrar kesetiaan kepada ulama dan pesantren, serta doa bersama untuk keselamatan bangsa, keutuhan NKRI, dan kemuliaan para Kiyai. Aksi ini menunjukkan komitmen organisasi dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan menghormati figur ulama.

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi
Source: Redaksi

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.