HARIANKANDIDAT.CO.ID - Layanan vaksinasi rabies di sejumlah puskesmas di Kota Bandar Lampung terancam lumpuh akibat menipisnya stok vaksin.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di tengah meningkatnya kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) sepanjang 2025.
Beberapa fasilitas kesehatan bahkan dilaporkan kehabisan stok, memicu kekhawatiran masyarakat di tengah meningkatnya kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR).
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Heti Friskatati, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyebut, saat ini Dinas Kesehatan tengah menerapkan sistem subsidi silang antar-puskesmas untuk menutupi kekosongan vaksin, sambil menunggu penyesuaian anggaran baru yang akan dibahas dalam APBD 2026.
"Kalau terkait vaksin rabies, saat ini kami sedang dalam pembahasan untuk tahun 2026. Mungkin penyaluran sebelumnya kuotanya sudah habis. Tapi kami akan upayakan agar tahun depan ada peningkatan, terutama jika kebutuhan di Kota Bandar Lampung memang tinggi," ujar Heti (11/11).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, hingga September 2025 tercatat 549 kasus gigitan hewan penular rabies, dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga mendekati 600 kasus pada akhir tahun.
Heti menegaskan, Komisi IV DPRD akan memperjuangkan peningkatan anggaran kesehatan, khususnya untuk pengadaan Vaksin Rabies, dalam pembahasan APBD 2026.
"Jika kasus rabies meningkat, tentu kita wajib meningkatkan alokasi untuk vaksinasi. Kuota tahun 2025 mungkin belum signifikan dengan kondisi saat ini, jadi kami akan berupaya agar di 2026 bisa ditambah," jelasnya.
Meski belum seluruh Puskesmas mendapatkan pengawasan langsung, Heti memastikan Komisi IV terus memantau kondisi di lapangan, terutama berdasarkan laporan masyarakat.
"Pengawasan ke puskesmas memang ada, tapi belum semua. Kami menerima banyak pengaduan dari masyarakat dan akan terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Insya Allah kami berusaha memberikan solusi terbaik. Kalau memang ada kekurangan, kami akan tingkatkan," tambahnya.
Heti juga menyoroti kondisi di RSUD Tjokrodipo yang dilaporkan mengalami kekosongan Vaksin Rabies selama dua bulan terakhir, sebagai indikator meningkatnya kebutuhan vaksin di luar perkiraan awal.
Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya dalam penanggulangan penyakit zoonosis seperti rabies.
(Yud)
