Panggung Sandiwara "CSR Penuh Berkah", Korupsi Rasa Gotong Royong

Redaksi - Selasa, 11 Nov 2025 - 15:37 WIB
Panggung Sandiwara
Di negeri penuh keajaiban, uang rakyat bisa berubah wujud jadi dana amal — dan mengalir lembut ke rekening pribadi. - Dokumentasi
Advertisements

Penulis : M Iqbal Farochi (Mahasiswa Magister UNJ) 

Selamat datang di negara konoha, tempat di mana uang rakyat disulap menjadi dana amal yang kemudian diamankan dengan baik di rekening pribadi para pejabat terhormat. Kasus dugaan Korupsi dana CSR BI-OJK ini adalah mahakarya sinetron hukum Indonesia sebuah drama yang alurnya seolah sudah diatur, tetapi pemeran utamanya masih bebas berkeliaran.

Sungguh indah melihat logika yang berlaku, para anggota DPR RI Komisi XI yang baru ditetapkan sebagai tersangka (Satori dan Heri Gunawan) hingga kini belum juga ditahan. Ini bukan kelalaian, ini adalah bentuk penghormatan tertinggi terhadap hak asasi manusia para "pejuang" yang lelah mengamankan anggaran negara bahkan jika mengamankan anggaran itu  ke kantong sendiri.

Bagaimana mungkin uang puluhan miliar, yang didapat dari institusi sekelas BI dan OJK, bisa dicairkan tanpa restu di tingkat puncak? Tentu saja, ini hanya membuktikan bahwa Gubernur BI adalah sosok yang sangat efisien dan percayawan! Mereka berhasil menjalankan bank sentral tanpa perlu repot mengawasi dana amal. Gubernur BI adalah sosok yang saking sucinya, seolah-olah mereka hanya bertugas mencetak uang dan menaikkan suku bunga, sementara urusan duit "receh" puluhan miliar diurus oleh jin penunggu ruang komisi DPR.

Panggung Komisi XI DPR RI, yang menjadi mitra kerja BI dan OJK, adalah tempat paling ajaib. Hanya ada dua tersangka, padahal dana disalurkan melalui mekanisme kolektif. Tentu saja, ini berarti mayoritas anggota Komisi XI lainnya adalah malaikat yang menolak keras ajakan "berkah dan amal" Dana Csr.

Pemeriksaan yang selektif ini bukanlah lambat, tapi sangat strategis. Penegak hukum sedang menunggu momen yang pas mungkin setelah mereka selesai reses, atau setelah Pilkada untuk memeriksa anggota DPR yang lain. Atau, jangan-jangan, anggota yang belum diperiksa ini adalah saksi kunci rahasia yang sedang menyamar sebagai politisi biasa, menunggu instruksi dari langit untuk membongkar drama ini. Intinya, mereka yang masih bebas dan belum tersentuh adalah bukti nyata bahwa kebaikan dan integritas masih mendominasi Senayan, hanya dua orang yang "sial" tertangkap kamera. 

Pada akhirnya, kasus ini mengajarkan kita bahwa Korupsi dana CSR adalah seni pertunjukan. Seni di mana penerima dana bisa menghirup udara bebas, pemberi izin dana (Dewan Gubernur) tetap bekerja dengan terhormat, penyelidikan hanya menyentuh permukaan dan menjaga keharmonisan hubungan antara legislatif dan regulator.

Mari kita tepuk tangan meriah untuk sistem hukum kita yang begitu fleksibel dan memaklumi kejanggalan demi menjaga stabilitas politik. Ini bukan Korupsi, ini adalah gotong royong kekeluargaan yang menggunakan dana rakyat sebagai pelumas persahabatan elite.

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi
Source: M Iqbal Farochi (Mahasiswa Magister UNJ)

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.