HARIANKANDIDAT.CO.ID - Terjadinya kekerasan terhadap pendemo di Balai Kota Bandar Lampung, Benny N.A. Puspanegara, pemerhati kebijakan hukum dan pelayanan publik menanggapi dia tidak kaget dengan kejadian itu.
Menurutnya, kekerasan bukan pertama kali terjadi di Balai Kota Bandar Lampung. Pada tanggal 1-9-2021, pernah terjadi pengeroyokan terhadap remaja yang bernama Rendi Aditia (23), warga Lampung Barat yang tinggal dan indekos di daerah Rajabasa.
Rendi dikeroyok dan diinjak-injak oleh oknum pegawai Disdukcapil Kota Bandar Lampung saat mengurus Kartu Keluarga (KK), yang masih dalam lingkungan Balai Kota Bandar Lampung, dan Benny mengutuk keras peristiwa saat itu.
"Jadi kalau pendemo mendapatkan perlakuan Kekerasan di Balai Kota itu tidaklah mengherankan lagi, karena rakyat biasa saja yang sedang mengurus perpanjangan Kartu Keluarga (KK) dikeroyok dan diinjak-injak di sana. Kan konyol hal seperti itu terjadi di kantor pemerintah yang tugasnya melayani rakyat, herannya," kata Benny, 26 April 2025
"Apa ada Balai Kota di daerah lain di Indonesia yang juga seperti itu?" tanya Benny. "Saya belum pernah mendengar hal yang sama terjadi di daerah lain. Itu artinya sangat memalukan, dan mereka lupa gaji mereka serta gedung Balai Kota itu dibangun dari tetesan keringat rakyat dengan membayar pajak; malah di situ terjadi penyiksaan terhadap rakyat."
Jadi, dengan tegas Benny meminta aparat-aparat yang bersikap represif dengan mengabaikan SOP segera saja dipecat, lalu diproses hukum. Dia juga meminta media-media untuk terus menayangkan tampang-tampang dari mereka.
"Ingat, pakai seragam itu bukan untuk mentang-mentang dan gagah-gagahan, petantang-petenteng karena berseragam. Apalagi seragam untuk menakuti dan menyakiti rakyat; jelas itu pelanggaran dan juga bertentangan dengan keinginan Presiden," tegas Benny, mantan aktivis Jakarta dan relawan Prabowo ini.
"Untuk Walikota, singkat saja; karena dari awal saya anggap Walikota ini sudah gagal dan tak mampu. Dimulai dari cara berkomunikasi dengan rakyat; bicara dengan nada tinggi dan emosi kepada media, tidak menyapa rakyat dengan mendengarkan permasalahan-permasalahan mereka dan segera mencarikan solusi. Mulai dari persoalan pembuangan sampah dan angkutannya, banjir yang terus-menerus terjadi, serta terus menelan korban-korban jiwa."
"Jadi saya minta Walikota untuk mundur saja, jangan memaksakan diri karena memang nampak tak mampu. Tak mudah memang menjadi pemimpin dengan masalah daerah yang kompleks. Pemimpin harus punya leadership yang kuat," tutup Bangsawan Lampung dari Kepaksian Buay Bejalan Diway Skalabekhak ini.