HARIANKANDIDAT.CO.ID — Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus, Kamis (10/07/2025). Mereka menyampaikan empat tuntutan kepada pihak kampus yang dinilai mendesak untuk segera diselesaikan.
Dalam aksinya, para mahasiswa menyuarakan keresahan atas kondisi kampus yang dinilai semakin mengarah ke komersialisasi, bukan lagi sebagai tempat menuntut ilmu. Mereka menilai banyak pernyataan resmi pihak kampus yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Salah satu tuntutan utama adalah transparansi biaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta kejelasan mengenai atribut dan perlengkapan yang seharusnya menjadi hak Mahasiswa. Mahasiswa menilai bahwa ketidakjelasan ini merupakan bentuk pengabaian terhadap hak-hak akademik.
Selain itu, massa aksi juga mengecam dugaan tindakan intimidasi dan intervensi akademik yang dilakukan oleh oknum Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Salah satu Mahasiswa dikabarkan mendapat ancaman akan diperlambat kelulusannya hingga 8-9 semester karena menyuarakan kritik.
Mahasiswa juga menyoroti buruknya fasilitas kampus yang dinilai tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Salah satu contohnya adalah pembangunan gapura kampus yang mangkrak dan tak kunjung diselesaikan, mencerminkan kurangnya keseriusan pihak kampus dalam menyediakan infrastruktur yang memadai.
Tuntutan terakhir menyasar praktik yang dianggap sebagai pungutan liar (pungli) terhadap Mahasiswa, khususnya dalam tarif parkir. Mereka memprotes penerapan tarif parkir Rp2.000 per jam di lingkungan kampus, yang menurut mereka lebih cocok diterapkan di pusat perbelanjaan, bukan di institusi pendidikan.
Aksi ini menjadi bentuk protes nyata dari Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang mendesak adanya perubahan nyata dalam tata kelola kampus. Mereka menegaskan akan terus mengawal tuntutan hingga pihak rektorat memberikan jawaban dan tindakan konkret.
(EDI)
