HARIANKANDIDAT.CO.ID – Terkait beredarnya informasi adanya stok beras berkutu di gudang Bulog Lampung, pihak Perum Bulog memastikan bahwa kondisi tersebut sedang ditangani secara prosedural.
Humas Bulog Lampung, Yudha, membenarkan adanya temuan beras yang diserang hama. Namun, ia menegaskan bahwa stok yang berkutu tidak akan disalurkan ke masyarakat.
“Betul bang, yang berkutu itu tidak boleh disalurkan. Kalau stok Beras kan memang ada perawatannya. Tidak semuanya berkutu,” kata Yudha kepada media ini.
Menurutnya, Bulog memiliki standar penanganan untuk menjaga kualitas Beras di gudang. Salah satunya dengan metode fumigasi dan spraying.
“Jika ditemukan indikasi serangan hama, tindakan langsung diambil. Bisa melalui penyemprotan (spraying) atau fumigasi. Fumigasi dilakukan dengan menutup seluruh Beras menggunakan plastik, lalu disuntik obat fumigan dan didiamkan selama 10 hari,” terangnya.
Selain itu, Bulog juga rutin melakukan sanitasi kebersihan gudang agar kualitas Beras tetap terjaga dan aman ketika disalurkan ke masyarakat.
Sebelumnya, Sekitat 29 ribu ton beras impor, disimpan di gudang Bulog Lampung Berkutu dan diduga tidak layak konsumsi. Hal itu berdasarkan temuan sidak Komisi IV DPR RI.
"Ini ada kutunya, kok bisa begini," kata anggota Komisi IV DPR RI, Dwita Ria saat melihat sampel beras, didampingi Irham Jafar Lan Putra dalam melakukan monitoring stok dan harga pangan, khususnya beras di Gudang Bulog di Campang Raya, Provinsi Lampung,
Keduanya berkunjung ke Gudang Bulog di Kelurahan Campang Raya, Sukabumi, Bandar Lampung, lalu ke Pasar Kangkung, pasar tradisional berlokasi di Kecamatan Telukbetung Selatan. Di Gudang Bulog di Campang Raya, Irham Jafar dan Dwita Ria juga melihat masih terdapat banyak beras impor dari Pakistan, Thailand, dan Myanmar hasil pengadaan tahun 2024.
(Vrg)