Pemprov Bantu Korban Bully

Redaksi Harian Kandidat - Rabu, 22 Okt 2025 - 20:10 WIB
Pemprov Bantu Korban Bully
Bukan malas, bukan nakal. Gina berhenti sekolah karena dirundung karena ibunya pemulung. Kini, Gubernur Lampung turun tangan. - Harian Kandidat
Advertisements

HARIANKANDIDAT.CO.ID – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amirico, menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dengan mengunjungi rumah orang tua Gina Dwi Sartika, siswi SMP yang terpaksa berhenti sekolah akibat dibully teman-temannya.

Bukan karena malas atau nakal, Gina berhenti sekolah lantaran diejek dan dirundung karena pekerjaan sang ibu yang hanya seorang pemulung barang rongsokan.

Dalam kunjungannya, Thomas Amirico menyampaikan pesan dari Gubernur Arinal agar Gina tidak menyerah dan kembali bersemangat menempuh pendidikan.

“Kalian harus rajin lagi, jangan cengeng. Ini perintah Gubernur, beliau ingin kalian sukses, patuh sama ibu, dan rajin belajar,” kata Thomas Amirico.

Thomas juga menegaskan bahwa pemerintah akan memfasilitasi pendidikan Gina dan kedua adiknya, mulai dari jenjang SD hingga SMA.

“Nanti yang masuk SD, SMP, SMA akan dibantu. Pokoknya harus semangat, tidak boleh menyerah. Ibu juga harus dibantu. Nanti akan segera kami tindak lanjuti secepatnya,” tegasnya.

Tak hanya Gina, kedua adiknya juga akan dimasukkan ke Sekolah Rakyat, agar mereka bisa kembali mendapatkan hak pendidikan yang layak.

Thomas menambahkan, Kunjungan ini menjadi wujud nyata perhatian Pemerintah Provinsi Lampung terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu.

“Sekaligus pesan moral agar masyarakat berhenti melakukan perundungan yang dapat menghancurkan semangat generasi muda untuk meraih cita-cita,”tandasnya

Sebelumnya, Kisah seorang siswi bernama Gina Dwi Sartika (16) dari SMP Negeri 13 Bandar Lampung viral di media sosial dan memicu keprihatinan masyarakat.

Gina mengaku dikeluarkan dari sekolah setelah menjadi korban bullying, di mana dirinya kerap dihina teman-temannya karena profesi ibunya yang bekerja sebagai pemulung.

Gina mengungkap, bahwa perlakuan kasar dan ejekan yang diterimanya sudah berlangsung lama.

Ia sering dipanggil dengan sebutan merendahkan dan menjadi bahan olok-olokan di lingkungan sekolah. Tekanan itu membuatnya kehilangan semangat belajar dan akhirnya berhenti datang ke sekolah.

“Saya sering dibully. Mereka hina orang tua saya yang kerja jadi pemulung. Saya malu dan akhirnya dikeluarkan waktu kelas delapan,” ujar Gina lirih.

Sang ibu, Misna Megawati (42), membenarkan bahwa pihak sekolah sempat memintanya untuk membawa pulang sang anak. Ia mengaku kecewa karena merasa pihak sekolah tidak memberikan perlindungan kepada Gina, justru seolah-olah menyalahkannya atas situasi yang menimpa.

“Kata pihak sekolah, daripada ribut terus, mending Gina dikeluarkan saja. Saya tidak tahu harus bagaimana, saya cuma ingin anak saya bisa sekolah,” tutur Misna dengan mata berkaca-kaca.

Namun, pihak sekolah memberikan versi berbeda. Kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung menjelaskan bahwa sekolah tidak pernah secara resmi mengeluarkan Gina, melainkan mengarahkan agar ia mengikuti program kejar paket B agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.

“Tidak ada istilah dikeluarkan. Kami hanya ingin mencari solusi terbaik agar anak tersebut tetap bisa bersekolah,” ujar pihak sekolah dalam klarifikasinya.

(Vrg)

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi Harian Kandidat
Source: Harian Kandidat

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.