Dewan Minta Stop Impor Tapioka

Redaksi Harian Kandidat - Kamis, 10 Apr 2025 - 04:06 WIB
Dewan Minta Stop Impor Tapioka
DPRD Lampung desak Kementan & Menko Pangan: Stop atau naikan tarif impor tapioka! Kalau dibiarkan, petani bisa turun ke jalan. - Harian Kandidat
Advertisements

HARIANKANDIDAT.CO.ID - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung meminta Kementrian Kordinator (Menko) Pangan dan Kementrian Pertanian Republik Indonesia (RI) memberhentikan atau menaikkan Import Tapioka untuk Petani Lampung dapat bersaing harga ke perusahaan.

Pasalnya, hingga saat ini Polemik Tapioka di Lampung belum menemui titik temu antar Petani Singkong dan Perusahaan Tapioka, karena Import Tapioka masih tetap masuk ke Lampung dan harga jauh lebih murah.

Ketua Pansus Singkong DPRD Provinsi Lampung Mikdar Ilyas mengatakan, bahwa persoalan singkong ini memang belum menemui titik terang, karena perusahaan belum mematuhi harga yang telah diterapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

"Yang pertama persoalan singkong ini memang belum menemui titik temu, karena perusahaan tidak bisa menerapkan harga dari Dirgen Kementan dengan alasan akan rugi, karena kalah dengan barang Impor," kata Mikdar kepada media ini. Rabu (09/04).

Bahkan, kata Anggota Komisi II Dprd Lampung ini, masalah komoditi singkong ini tidak akan selesai, jika tidak ada ketegasan untuk menstop Import atau menaikkan harga Import masuk.

"Kedua, barang impor ini masih masuk ke Lampung, sehingga lebih murah dari pada Tapioka dari Lampung. Saya kemaren di hubungi oleh orang dari Kementan, mereka menanyakan permasalahan ini juga, saya bilang, permasalahan ini tidak akan selesai bila import ini tetap masuk tanpa ada kenaikan tarif yang tinggi," ungkapnya 

Sehingga, sambung Politisi Gerindra Lampung ini, ketika tarif masuk dinaikan, dengan harapan perusahaan akan membeli singkong petani di Lampung. Karena harga ikut bersaing dari luar.

"Produksi dari Lampung ini bisa bersaing dari barang import tersebut, karena sampai saat ini petani pun masih akan mau demo bila persoalan ini tidak segera di selesaikan," urainya 

Bahkan, menurut dia, selain Kementan dia juga berharap Menko pangan ikut andil menyelesaikan masalah ini, agar petani merasakan harga yang berkeadilan.

"Saya juga sudah sampaikan kepada pegawai menko pangan, agar pak Zulhas harus turun tangan, karena ini berkaitan dengan import. Kalau tidak turun tangan ini kita kwatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya 

Ia menambahkan, jika import itu tidak bisa distop, menurutnya dengan cara menaikan harga Import yang tinggi, sehingga perusahaan akan membeli produk Tapioka lokal 

"Solusinya, kalau barang impor ini tidak bisa di stop, saya minta menko pangan kenakan biaya masuk yang tinggi terhadap impor Tapioka.Sehingga perusahaan nantinya siap membeli sesuai edaran," tambahnya 

Ia menerangkan, pihaknya juga mengapresiasi langkah Gubernur Lampung, karena masih terus melakukan komunikasi kepada perusahaan Tapioka, agar membeli singkong dari petani di Lampung dengan harga yang telah diterapkan.

"Saya juga kagum kepada Gubernur Lampung dia sudah melakukan langkah - langkah beberapa kali pertemuan kepada perusahaan Tapioka, supaya perusahaan dapat mencari solusi terbaik membeli singkong petani ini dengan harga yang berkeadilan," tandasnya.

Diketahui, Harga singkong di Lampung ditetapkan sebesar Rp1.350 per kilogram dengan rafaksi 15 persen oleh Kementerian Pertanian, mulai berlaku sejak 31 Januari 2025. Penetapan ini bertujuan untuk melindungi petani. 

Namun, sejauh ini perusahaan masih membeli harga singkong petani jauh dari harga yang telah ditetapkan oleh Kementan dan memilih import Tapioka yang lebih murah.

(Gung)

Advertisements
Share:
Editor: Redaksi Harian Kandidat
Source: Harian Kandidat

BACA JUGA

Advertisements
© 2024 Hariankandidat.co.id. All Right Reserved.